Jumat, 30 Maret 2012

KOPHILOSOPHIA #4: MENCARI INSPIRASI ATAU MEMBUAT MASALAH?

“Yang disebut jenius adalah
orang yang proses internalisasinya terus-menerus”
(Heru Hikayat)
  
    Inspirasi adalah ilham. Sesuatu yang menggerakan hati untuk mencipta. Entah itu bersifat nyata atau hanya sebatas angan-angan saja. Dengan kata lain, inspirasi adalah tema  sentral yang telah ditentukan, baik ketika mencipta, sesudahnya, ataupun jauh sebelum proses mencipta itu terjadi. Seperti halnya yang dirasakan Sapardi. Baginya, sumber ilham dalam karya-karyanya, baik itu puisi ataupun cerpen, sebagian besar berasal dari masa kecil yang penuh rasa ingin tahu. Bukan hanya membaca buku dari tempat penyewaan saja, Sapardi juga membaca alam.

    Inspirasi sering dikaitkan dengan segala sesuatu yang nampak dan harus dicari, tapi bagi Moh. Syafari Firdaus, apa-apa yang nampak itu hanyalah trigger-trigger dan proses mencari itu tidak benar. Inspirasi sendiri adalah kejadian atau satu pikiran yang sudah ada jauh sebelum trigger itu kita lihat. Dengan kata lain, saat kita mendapatkan inspirasi sebenarnya kita sedang mengulang sesuatu yang telah terjadi.

    Kedatangannya yang tiba-tiba kadang membuat kita lupa bahwa apa yang menginspirasi tersebut, mungkin saja, pernah terjadi suatu ketika. Namun, Heru menegaskan, tanpa internalisasi dan kontinuitas, inspirasi tersebut hanya menjadi kejadian yang biasa saja. Itu berarti bahwa internalisasi sangat penting untuk mengolah inspirasi.

    Inspirasi bukan hanya memicu kita untuk memanifestasikannya, tapi pada titik tertentu inspirasi juga bisa membuat masalah. Bagi individu atau komunal. Esoy percaya bahwa inspirasi memiliki satu korelasi dengan masalah. Sadar ataupun tidak, ketika inspirasi itu muncul dan kita, sebagai orang yang didatangi inspirasi, tidak dengan cepat memanifestasikannya kemungkinan besar itu menjadi masalah personal.

    Seperti apa yang Mata jelaskan, ketika masalah itu semakin membesar kita harus mencari kemungkinan-kemungkinan lain untuk memanifestasikannya, itupun kalau inspirasi itu menghasilkan ripple effect yang menerus. Ini senarai dengan ucapan Heru, sebuah penyimpangan membuat kita mengetahui hal yang lebih besar.

    Inspirasi, ilham, trigger, atau apapun itu, sebenarnya hanya sebatas jalan kita untuk mengejawantahkan apa-apa yang telah kita pikirkan, entah itu untuk berkesenian, berkhutbah, pun juga menyatakan perasaan kita. Kemudian semuanya itu selesai ketika sudah menjadi sebuah karya.


Soreang, 25 Maret 2012
Zidni Arfia Rahman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar