Rabu, 08 Februari 2012

Mencari Inspirasi atau Membuat Masalah?


Pada satu waktu di masa depan, manusia hidup di Kota Bawah Tanah. Mereka hidup teratur. Tiap orang telah punya “takdir” yang dijalani sesuai dengan sejumlah pilihan yang telah ditetapkan “adat” warisan “leluhur”, yaitu para pendiri kota. Tapi keteraturan mereka mulai terganggu, disebabkan oleh tanda-tanda kerusakan pada Generator—sumber energi satu-satunya.
Tersebutlah Lanang, seorang remaja lelaki. Di Kota Bawah Tanah semua remaja, saat lulus  sekolah, akan mengikuti undian yang menentukan profesi mereka. Profesi yang akan dijalani seumur hidup dalam keteraturan masyarakat mereka. Lanang tak hendak menerima pekerjaan di sistem pengairan. Ia ingin bekerja di Generator karena ingin memperbaiki kerusakan dan menyelamatkan masyarakat.
Keengganan Lanang berkembang jadi kegelisahan. Ketika kerusakan Generator makin kerap, makin terasa mengancam kelangsungan hidup mereka, Lanang mulai beraksi. Gadis—seorang remaja putri yang juga gelisah—bergabung dengan Lanang.  
Masyarakat Kota Bawah Tanah punya sejumlah kebiasaan dan ritual untuk memastikan ketetapan dalam hidup mereka. Kegelisahan Lanang dan Gadis tak punya tempat dalam masyarakat mereka. Mereka berdua jadi pasangan anak muda yang aneh. Wali kota, para guru, orang tua terus menerus meyakinkan mereka tentang kekuatan adat, warisan leluhur yang tak kan mungkin gagal menjamin kelangsungan hidup masyarakat.
Ketika krisis makin meningkat—kegelapan menyelimuti kota, wali kota ketahuan menyembunyikan makanan dari persediaan yang makin menipis—Lanang dan Gadis jadi pembuat onar dalam masyarakat.
“Keonaran” yang ditimbulkan Lanang dan Gadis sedikit demi sedikit menguak sejumlah petunjuk dari leluhur. Sesungguhnya para leluhur merancang kota bawah tanah untuk menyelamatkan umat manusia dari kepunahan. Ketika permukaan Bumi tak lagi layak huni, manusia harus menghindarinya sementara waktu. Kota Bawah Tanah dirancang untuk dihuni selama 20 generasi dan para leluhur telah meninggalkan sejumlah petunjuk pada warga agar pada waktunya mereka bisa kembali hidup di permukaan Bumi. Petunjuk warisan hilang ditelan jaman. Masyarakat bawah tanah malah memelihara mitos tentang ketetapan dan kepastian dalam hidup mereka.
Lanang dan Gadis, si pembuat onar, berhasil memecahkan petunjuk dan merintis jalan untuk kembali ke permukaan bumi. Kegelisahan, ketidak-bertempatan mereka, dan sejumlah masalah yang mereka timbulkan pada akhirnya menyelamatkan umat, mengembalikan manusia pada takdir asalinya: hidup menjelajahi permukaan bumi.

(Heru Hikayat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar